KHULAFAUR-RASYIDIN
Khulafaur-Rasyidin berasal dari kata khulafa’ dan ar-rasyidin. Kata khulafa, merupakan
jamak dari kata khalifah artinya pengganti sedangkan kata
ar-rasyidin artinya mendapat petunjuk. Jadi
khulafaurrasyidin menurut bahasa adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti,
pemimpin atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Khulafaurrasyidin menurut istilah adalah pemimpin umat dan kepala negara yang
telah mendapat petunjuk dari Allah SWT. untuk meneruskan perjuangan Nabi
Muhammad saw.
Masa pemerintahan khulafaurrasyidin
adalah empat khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah SAW :
Ia adalah
sahabat nabi yang paling setia dan terdepan dalam membela Nabi Muhammad dan
para pemeluk Islam. Ia juga orang yang ditunjuk Nabi SAW untuk menemani hijrah
ke Yatsrib (Madinah). Ketika Nabi SAW sakit keras, Abu Bakar adalah orang
yang ditunjuk untuk menggantikan beliau sebagai imam dalam shalat. Karena
hal ini kemudian dianggap sebagai petunjuk agar Abu Bakar nantinya yang akan
menggantikan kepemimpinan Islam sesudah Nabi SAW wafat.
Pengangkatan
Umar menjadi khalifah adalah berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkan oleh
Abu Bakar. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia
bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar ibn Khatthab
sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya
perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar
tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai- ramai membaiat Umar.
Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga
memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang
yang beriman).
Pengangkatan
Utsman tidak seperti pengangkatan khalifah sebelumnya,Ustman diangkat menjadi
khalifah setelah diadakan musyawarah oleh para sahabat yang ditunjuk oleh Umar
melalui surat wasiatnya. Hal tersebut dilakukan setelah Uhtmar bin
Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik menentukan khalifah
penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya oleh Fairuz, seorang
majusi persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak memilih pengganti sebagaimana
dilakukan Rasulullah. Umar menunjuk enam orang Sahabat sebagai Dewan Formatur
yang bertugas memilih Khalifah baru. Keenam Orang itu adalah Abdurrahman bin
Auf, Saad bin Abu Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi tholib.
Setelah
Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai
khalifah. Namun demikian, kemudian timbullah persoalan ketika Ali mulai
mengeluarkan kebijakasanaan baru sebagai khalifah. Ali menon-aktifkan para
gubernur yang diangkat oleh Utsman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan
terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang
dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya
kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara
orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar
Khulafaur Rasyidin
Pada saat Nabi
Muhammad meninggal, beliau tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan
menggantikan beliau sebagai pemimpin politik Islam setelah beliau wafat. Beliau
tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk
menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat, belum lagi
jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan anhsar berkumpul di Balai
kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka musyawarahkan siapa yang akan dipilih
menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak,
baik muhajirin maupun anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat
Islam. namun semangat ukhuwah islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar,
terpilih. Rupanya, semangat kegamaan Abu Bakar mendapat penghargaan tinggi dari
umat Islam. setelah Abu Bakar meninggal dia kemudian mengangkat Umar
sebagai penggantinya, setelah Umar meninggal dia, tidak menunjuk satu orang
untuk menggantikannya tetapi meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang
diantara 6 orang sahabatnya itu. kemudian Utsman ditunjuk oleh masyarakat pada
saat itu. Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang
yang kecewa kepada kepemimpiannya itu. setelah Utsman wafat, masyarakat
beramai-ramai membaikat. Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah pada tanggal 20
Ramadhan 40 H. (660). Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij.
Dengan demikian berakhirla apa yang disebut dengan masa khulafaur Rasyidin dan
dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah politik Islam.
Khulafaur Rasyidin adalah para kholifah
yang arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat yang terpilih menjadi
pemimpin kaum muslim setelah Nab Muhammad Rasulullah saw. wafat.
Khilafah merupakan sebuah
kedudukan yang sangat agung dan sebuah tanggung jawab yang begitu besar. Karena
dengan jabatan tersebut seorang khalifah berkewajiban untuk mengurusi dan
mengatur berbagai urusan kaum muslimin. Khalifah lah orang pertama yang paling
bertanggung jawab dalam hal ini. Adanya khilafah ini merupakan kewajiban yang
sifatnya fardhu kifayah. Sebab urusan umat manusia tidak akan terurusi dengan
baik kecuali dengannya. Khilafah itu bisa didapatkan melalui salah satu dari
tiga proses berikut ini :
1. Keputusan tegas dari khalifah sebelumnya untuk menunjuk/mengangkat calon
penggantinya. Sebagaimana yang terjadi pada saat pergantian kepemimpinan
sesudah wafatnya Abu Bakar dengan ditunjuknya ‘Umar bin Al Khaththab
berdasarkan keputusan Abu Bakar radhiyallahu’anhu sendiri.
2. Berdasarkan kesepakatan ahlul halli wal ‘aqdi (badan permusyawaratan ulama
umat). Baik pemilihan anggota Ahlul halli wal ‘aqdi itu bersumber dari
penentuan yang sudah ditetapkan oleh Khalifah terdahulu sebagaimana terpilihnya
‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu sebagai khalifah yang dipilih berdasarkan
kesepakatan ahli halli wal ‘aqdi yang ditunjuk oleh ‘Umar untuk bermusyawarah,
ataupun pemilihan anggota ahlul halli wal ‘aqdi itu bukan berdasarkan dari
penentuan oleh Khalifah sebelumnya, sebagaimana yang terjadi pada pengangkatan
khalifah Abu Bakar radhiyallahu’anhu menurut salah satu versi pendapat ulama, dan
juga sebagaimana pengangkatan khalifah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu.
3.
Terjadinya penggulingan kekuasaan
sehingga muncul khalifah baru yang berhasil menguasai pemerintahan, sebagaimana
proses terangkatnya Khalifah Abdul Malik bin Marwan ketika Ibnu Zubair terbunuh
sehingga berakhirlah kekhilafahan di tangannya. (disadur dari Syarah Lum’atul
I’tiqad Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 156-157)
Dalam sejarah Islam, sempat orang
pengganti nabi yang pertama adalah para pemimpin yang adil dan benar. Mereka
menyelematkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari nabi bagi kemajuan
Islam dan umatnya. Karena itu gelar “yang mendapat bimbingan di jalan
lurus” (Al-Khulafa Ar-Rasyidin) diberikan kepada mereka yaitu:
1. Abu Bakar Siddik
- Masa Pemerintahan : 11 - 13 Hijriah / 632 - 634 Masehi
- Abu bakar sidik adalah orang yang pertama kali memeluk islam di luar keluarga / rumah tangga Rasulullah.
- Prestasi Abu bakar sidik :
---> Memperluas daerah islam
---> Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
---> Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi
---> Mengumpulkan ayat-ayat suci alquran yang disalin menjadi mushaf
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata, “Umat beliau yang paling utama adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, kemudian ‘Umar Al Faruq, kemudian ‘Utsman Dzu Nurain, kemudian ‘Ali Al Murtadha, semoga Allah meridhai mereka semuanya…” (lihat Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 138)
- Masa Pemerintahan : 11 - 13 Hijriah / 632 - 634 Masehi
- Abu bakar sidik adalah orang yang pertama kali memeluk islam di luar keluarga / rumah tangga Rasulullah.
- Prestasi Abu bakar sidik :
---> Memperluas daerah islam
---> Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
---> Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi
---> Mengumpulkan ayat-ayat suci alquran yang disalin menjadi mushaf
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata, “Umat beliau yang paling utama adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, kemudian ‘Umar Al Faruq, kemudian ‘Utsman Dzu Nurain, kemudian ‘Ali Al Murtadha, semoga Allah meridhai mereka semuanya…” (lihat Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 138)
Nama aslinya adalah Abdullah bin ‘Utsman
bin ‘Aamir dari suku Taim bin Murrah bin Ka’ab. Beliau adalah orang pertama
yang beriman kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan lelaki
dewasa. Beliau adalah sahabat yang menemani hijrah beliau. Beliau jugalah orang
yang menggantikan Nabi untuk menjadi imam shalat serta amir jama’ah haji. Ada
lima orang sahabat yang termasuk orang-orang yang dijanjikan surga yang masuk
Islam melalui perantara dakwahnya, mereka itu adalah ; ‘Utsman, Zubair,
Thalhah, Abdurrahman bin ‘Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Beliau wafat pada
bulan Jumadil akhir tahun 13 hijriyah dalam usia 63 tahun. (lihat Syarah
Lum’atul I’tiqad syaikh Utsaimin , hal. 141)
Para ulama berbeda pendapat tentang
proses terpilihnya beliau sebagai khalifah. Apakah beliau terpilih berdasarkan
nash [dalil tegas] dari Nabi ataukah berdasarkan bai’at (janji setia) seluruh
para sahabat kepada beliau. Sebagian ulama sejarah yang pakar di bidang hadits
berpendapat bahwa pengangkatan Abu Bakar sebagai khilafah itu berdasarkan nash
yang khafi/samar. Sedangkan ulama yang lain dari kalangan mutakallimin
berpendapat bahwa beliau terpilih dengan proses pemilihan. Para ulama golongan
pertama berdalil dengan hadits yang terdapat di dalam shahih Bukhari dari
Jubair bin Muth’im tentang kisah seorang perempuan yang datang menemui Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau menyuruhnya untuk pulang. Maka
perempuan itu pun mengatakan kepada beliau, “Bagaimana kalau saya tidak dapat
berjumpa dengan anda lagi ?” Seolah-olah yang dimaksudkannya adalah wafatnya
beliau. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Apabila engkau
tidak menemuiku maka temuilah Abu Bakar.” Begitu pula dalil lainnya yang
terdapat di dalam Shahihain dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu’anha yang
mengisahkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Panggilkan
Abdurrahman bin Abu Bakar untukku, aku akan suruh dia untuk menulis sebuah
ketetapan, niscaya tidak akan ada perselisihan terhadap ketetapanku.” Kemudian
beliau mengatakan, “Allah lah tempat berlindung, jangan sampai umat Islam
menyelisihi Abu Bakar.” Selain itu terdapat juga dalil lainnya seperti
pengutamaan beliau sebagai imam apabila Rasulullah tidak bisa menjadi imam,
dsb. (lihat Al Is’aad, hal. 71)
Kekhalifahan Abu Bakar berlangsung selama dua tahun
tiga bulan dan sembilan hari. Semenjak 13 Rabi’ul Awwal 11 hijriyah hingga 22
Jumadil akhir tahun 13 hijriyah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
rahimahullah berkata, “Sahabat yang paling berhak menjadi khilafah sesudah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Bakar radhiyallahu’anhu karena beliau
adalah sahabat paling utama dan paling terdepan dalam hal jasanya kepada Islam.
Dan juga karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengutamakan beliau
sebagai imam shalat (apabila beliau berhalangan). Dan juga karena para sahabat
radhiyallahu’anhum telah sepakat untuk mendahulukannya dan memba’iatnya,
sedangkan Allah tidak akan pernah mengumpulkan mereka dalam kesesatan. Kemudian
orang yang paling berhak sesudah beliau adalah ‘Umar radhiyallahu’anhu, karena
dia adalah orang paling utama sesudah Abu Bakar, dan juga karena Abu Bakar
telah berjanji untuk melimpahkan kekhilafahan kepadanya. Kemudian diikuti oleh
‘Utsman radhiyallahu’anhu dengan dasar keutamannya dan keputusan ahlu syura
untuk mendahulukan beliau, yaitu orang-orang yang disebutkan dalam sebuah bait
sya’ir :
‘Ali, ‘Utsman, Sa’ad dan Thalhah
Zubair dan Dzu ‘Auf, mereka itulah para tokoh yang bermusawarah
Kemudian diikuti oleh Ali radhiyallahu’anhu karena keutamaan yang beliau miliki dan kesepakatan para sahabat yang ada di masanya. Keempat orang itulah khulafaur rasyidun yang telah mendapatkan anugerah hidayah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda tentang mereka, “Wajib bagi kalian untuk mengikuti Sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan hidayah sesudahku, gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham kalian.” (Syarah Lum’atul I’tiqad, hal. 142-143)
2. Umar Bin Khattab
- Masa Pemerintahan : 13 - 23 H / 634 - 644 M
- Termasuk orang yang pertama masuk islam / Assabiquunal Awwaluun
- Meninggal dibunuh Abu Luk-luk dan Persia dan Yahudi
- Prestasi Umar bin Khatab
---> Perluasan daerah kekuasaan islam
---> Membangun pemerintahan islam
---> Mengumpulkan tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur'an yang tersebar
3. Utsman bin Affan
- Masa Pemerintahan : 23 - 35 H / 644 - 656 M
- Julukan : Dzunnurain Walhijratain = Memiliki dua cahaya dan dua kali hijrah ke Habsy dan Madinah.
- Prestasi Usman bin Afan :
---> Memperluas daerah kekuasaan islam
---> Membangun angkatan laut
---> Penulisan ayat-ayat suci Al-Quran
4. Ali bin Abi Thalib
- Masa Pemerintahan : 36 - 41 H / 656 - 661 M
- Sebutan lainnya adalah Sayyidina Ali
- Saudara Sepupu Nabi Muhammad SAW
- Prestasi Ali bin Abi Tholib :
---> Membasmi pembangkang kekhalifahan
---> Memecat gubernur yang diangkat khalifah sebelumnya
‘Ali, ‘Utsman, Sa’ad dan Thalhah
Zubair dan Dzu ‘Auf, mereka itulah para tokoh yang bermusawarah
Kemudian diikuti oleh Ali radhiyallahu’anhu karena keutamaan yang beliau miliki dan kesepakatan para sahabat yang ada di masanya. Keempat orang itulah khulafaur rasyidun yang telah mendapatkan anugerah hidayah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda tentang mereka, “Wajib bagi kalian untuk mengikuti Sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan hidayah sesudahku, gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham kalian.” (Syarah Lum’atul I’tiqad, hal. 142-143)
2. Umar Bin Khattab
- Masa Pemerintahan : 13 - 23 H / 634 - 644 M
- Termasuk orang yang pertama masuk islam / Assabiquunal Awwaluun
- Meninggal dibunuh Abu Luk-luk dan Persia dan Yahudi
- Prestasi Umar bin Khatab
---> Perluasan daerah kekuasaan islam
---> Membangun pemerintahan islam
---> Mengumpulkan tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur'an yang tersebar
3. Utsman bin Affan
- Masa Pemerintahan : 23 - 35 H / 644 - 656 M
- Julukan : Dzunnurain Walhijratain = Memiliki dua cahaya dan dua kali hijrah ke Habsy dan Madinah.
- Prestasi Usman bin Afan :
---> Memperluas daerah kekuasaan islam
---> Membangun angkatan laut
---> Penulisan ayat-ayat suci Al-Quran
4. Ali bin Abi Thalib
- Masa Pemerintahan : 36 - 41 H / 656 - 661 M
- Sebutan lainnya adalah Sayyidina Ali
- Saudara Sepupu Nabi Muhammad SAW
- Prestasi Ali bin Abi Tholib :
---> Membasmi pembangkang kekhalifahan
---> Memecat gubernur yang diangkat khalifah sebelumnya
Ia adalah putra Abu Tholib, paman Nabi Muhammad saw. Sebagai sepupu yang usianya 32 tahun lebih muda, memungkinkan Ali diasuh langsung oleh Nabi Muhammad saw. Tidaklah megherankan jika dari golongan anak-anak yang pertama memeluk Islam adalah Ali. Pantaslah jika pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas, dan sangat teguh memegang ajaran Islam.
Sejak masa pemerintahan Khalifah Ali
inilah, Islam mulai mengalami kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang
menuntut dendam atas terbunuhnya Utsman bin Affan ra., terutama dari golongan
Bani Umaiyyah dari kelompok ‘Aisyah ra., janda Nabi Muhammad saw. Suasana
tersebut semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali mengganti
sebagian besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh Utsman.
Setelah usaha menenangkan banyak
golongan yang menuntut balas atas kematian Utsman dengan jalan damai tidak
berhasil, maka ditempuhlah dengan peperangan. Pertama terjadilah Perang
Waq’atul Jamali (penamaan tersebut karena ‘Aisyah bersama pasukannya mengendarai
unta) atau peperangan unta. Kedua, Perang Shiffin atau peperangan unta antara
pasukan Khalifah Ali dan pasukan ‘Aisyah. Perang saudara ini terjadi pada tahun
36 H/657 M, akibat hasutan Abdullah bin Saba. Perang ini dimenangkan oleh
pasukan Ali. Setelah diberi penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya,
‘Aisyah dikembalikan ke Madinah dengan hormat dan dimuliakan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar